Hidup Laksana Sirkus, Maka Bermainlah dengan Indah!

22.41 in buku

Jangan Melempar-lempar Gajah ke Udara! Apa maksud kalimat tersebut? Setidaknya begitulah judulnya. Mengapa? Karena hidup itu laksana sirkus, maka bermainlah dengan indah. Apa pula itu? Mungkin membingungkan ya kedengarannya, hehe.

Jadi, kali ini saya akan sedikit meresensi tentang sebuah buku pengembangan diri atau psikologi berjudul Jangan Melempar-lempar Gajah ke Udara! Buku yang cocok banget buat teman-teman yang merasa kok hidupnya acak-acakan, awut-awutan, nggak jelas, berantakan, dan sejenisnya. Kok judulnya kedengarannya aneh ya? Karena ini adalah buku terjemahan, judul aslinya kurang tahu hihi. Namun yang dimaksud melempar-lempar di sini adalah men-juggling. Jadi kira-kira maksudnya adalah jangan men-juggling gajah ke udara. Kenapa? Soalnya nggak mungkin bisa! Emm atau jangan-jangan ada yang belum paham apa itu men-juggling? Sebelum saya jelaskan, berikut ini adalah spesifikasi bukunya.

Judul : Jangan Melempar-lempar Gajah ke Udara!
Penulis : Jones Loflin dan Todd Musig
Penerbit : Garailmu
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Tebal : 186 halaman

Jadi, men-juggling adalah sebuah atraksi ketangkasan dalam sebuah sirkus di mana seorang badut mampu melempar-tangkap tiga buah bola, atau tongkat kayu, yang ia lemparkan ke udara secara bergantian. Yupp. Jika men-juggling 3 sampai 4 bola saja sudah demikian sulit, bagaimana pula dengan men-juggling gajah? Tidak mungkin. Mustahil. Gajah di sini adalah perumpamaan untuk kehidupan kita.

Di buku ini dijelaskan, hidup kita mempunyai 3 arena untuk kita pertunjukkan atraksi kita. Ada arena profesional (pekerjaan / mungkin sekolah, kuliah), arena sosial (keluarga, masyarakat) dan arena pribadi (diri sendiri). Tak jarang kita menemui masalah saat menampilkan atraksi di ketiga arena tersebut. Lalu timbul pertanyaan pada diri sendiri: "Harus berada di arena pertunjukan yang mana saya saat ini?" dan "Pada atraksi yang mana saya seharusnya memusatkan perhatian?" dan mungkin pertanyaan-pertanyaan lainnya. Padahal dalam sirkus, pertunjukan yang baik adalah yang hubungan antar ketiga arenanya saling mendukung, dan seimbang.

Buku ini enak banget buat dibaca, bukan berbentuk teks seperti buku psikologi lainnya, namun kita diajak masuk ke sebuah cerita. Ya, semua dijelaskan dalam bentuk cerita - 'pertunjukan sirkus' seorang Mark dalam menghadapi tiga 'arena panggung' hidupnya. Bahasanya sangat familiar, simpel, masuk akal, tidak menggurui, dan perumpamaan-perumpamaannya sangat mengena. Pokoknya nggak rugi deh baca buku ini. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dan kita aplikasikan dalam hidup kita, dari sebuah pertunjukan sirkus.

Gini aja deh, biar teman-teman ada gambaran, saya tuliskan beberapa komentar untuk buku ini, yang tercetak di cover belakang buku ini.

"Jika Anda merasa hidup Anda sedemikian kacaunya ibarat sebuah pertunjukan sirkus, bacalah buku ini. Buku ini mengajarkan kepada Anda bagaimana cara menetapkan prioritas-prioritas, menenangkan dirin dan menikmati pertunjukan hidup!"
Ken Blanchard.

"Saya sudah membaca buku ini tiga kali, dari awal sampai akhir, dan setiap kali membacanya, saya selalu mendapatkan sesuatu yang segar dari buku ini. Maka setiap kali saya merasa hidup saya seolah berputar tanpa kendali, saya akan kembali membaca buku ini untuk mencari pijakan."
Anne Marie Pernice, Manajer Senior Divisi Pengembngan Pelatihan dan Organisasi, Medtronic Energy and Component Center.

Dan masih banyak komentar positif lainnya. Gimana gimana? Uda ada gambaran kan? Tunggu apa lagi, dapatkan buku ini dan dapatkan banyak ilmunya. Hohoho kayak sales promotor aja aku ini. Baca bukunya, jadilah pemandu sirkus bagi sirkus kehidupan kita sendiri. Dan semoga sirkus kita mengesankan bagi kita dan para penonton tentunya. Gitu dulu deh. Semoga bermanfaat ya resensinya. Happy reading.