Thanks kamu yang ke

Kamis, 30 Juni 2011

Hidup Bukan Tentang Itu

0

Yang penting dalam hidup ini adalah cara kita saling memperlakukan satu sama lain.
Hana Ivanhoe, 15 tahun


Semasa kelas dua SMU, aku selalu mendambakan Junior Overnight, suatu acara retret yang diadakan untuk murid-murid perempuan di SMU sekolahku. Tujuannya adalah untuk membicarakan kehidupan kami dan untuk membahas masalah, kekhawatiran, dan kecemasan kami yang menyangkut sekolah, teman, cowok, atau apa saja. Diskusi kami sangat menarik.
Aku pulang dari acara retret itu dengan perasaan gembira. Aku telah belajar banyak tentang manusia yang akan sangat berguna bagiku. Aku memutuskan untuk menyimpan makalah dan catatan yang kuterima pada acara retret itu dalam buku catatanku, yang juga merupakan tempatku menyimpan berbagai benda milikku yang paling berharga. Tanpa terlalu memikirkannya, kusimpan buku catatanku itu di atas lemari dan membereskan kembali barang bawaanku.
Aku merasa sangat gembira dan puas setelah retret itu sehingga aku memasuki pekan berikutnya dengan penuh harapan. Namun, ternyata pekan tersebut merupakan bencana emosional. Seorang temanku benar-benar melukai perasaanku, aku bertengkar dengan ibu, dan aku mencemaskan nilai-nilai ujianku, khususnya pelajaran sastra. Yang paling kucemaskan adalah pesta sekolah yang akan datang.
Bisa dikatakan aku benar-benar tenggelam dalam tangis sampai tertidur, setiap malam. Tadinya aku berharap bahwa Junior Retreat itu akan berdampak besar untuk menenangkan diriku dan membantuku agar tidak merasa tertekan. Yang terjadi malah sebaliknya, aku mulai berpendapat bahwa retret itu hanyalah pereda stres sementara.
Aku bangun pada jumat pagi itu dengan hati yang berat dan sikap yang menyebalkan. Aku juga terlambat. Aku cepat-cepat mengenakan baju, menyambar sepasang kaus kaki dari lemari bajuku. Saat aku menutup pintu lemari dengan agak keras, buku catatanku terjatuh dan isinya bertebaran di lantai. Saat aku berlutut untuk membereskannya, selembar kertas yang berserakan itu menarik perhatianku. Pemimpin retret yang memberikan kertas itu padaku. Aku membuka lembaran kertas itu dan membacanya.


Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Bukan tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bukan bekas pacarmu atau orang yang belum kamu pacari. Bukan tentang siapa yang telah kau cium, olahraga apa yang kau mainkan, atau pemuda atau gadis mana yang menyukaimu. Bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat tinggalmu atau sekolahmu. Bahkan, juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang, baju, atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang tidak menerimamu. Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang apakah kau diterima atau tidak diterima oleh lingkunganmu. Hidup bukanlah tentang itu.
Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.


Aku berhasil mengerjakan ujian sastra dengan baik hari itu. Aku bergembira bersama teman-temanku pada akhir pekan, dan berani menyapa pemuda yang kutaksir. Aku menghabiskan waktu luang lebih banyak bersama keluargaku dan berusaha mau mendengarkan kata-kata ibuku. Bahkan aku berhasil juga menemukan gaun indah untuk pergi ke pesta sekolah dan menikmati pesta itu. Dan itu semua bukanlah kebetulan atau keajaiban. Itu adalah perubahan dalam hati dan sikapku.Aku menyadari bahwa kadang-kadang aku perlu diam sejenak dan mengingat kembali hal-hal yang benar-benar penting dalam kehidupan ini misalnya hal-hal yang kudapatkan dari Junior Overnight itu.
Tahun ini aku duduk di kelas terakhir dan bersiap-siap untuk menghadiri acara Senior Retreat. Namun, lembaran kertas itu masih tetap tersimpan dalam buku catatanku sehingga aku selalu dapat melihatnya kembali setiap kali aku perlu mengingat apa sebenarnya hakikat hidup ini.

Katie Leicht, 17 tahun, dikutip dari Chicken Soup for the Teenage Soul

Read more

Senin, 27 Juni 2011

Remaja Dilarang Jadi Pengarang Beken, So What?!

0

Pamer koleksi lagi aah, hhehe. Masih sekolah atau kuliah? Pengen jadi penulis? Yang beken sekalian? Bukan hal mustahil kok! Baca nih buku. Temen-temen bakal dapat masukan banyaakk bangeett hhehe.

cover depan buku

Judul : Remaja Dilarang Jadi Pengarang Beken, So What?!
Penulis : Gamal Komandoko
Penerbit : Tunas Publishing
Halaman : 201 halaman

Nggak pengen jadi penulis? Banyak banget loh hal yang bisa di dapet dari menulis. Disamping mengasah otak kita, juga bisa mengisi kantong yang kosong dan jadi terkenal. Wahaduh? Eh benerann, kalo temen-temen pengen jadi penulis profesional, sekarang yang marak yaitu novelis muda, banyak karyanya yang laris di pasaran. Pengen juga seperti mereka?
Mumpung masih muda, harus dimanfaatkan dengan baik. Apalagi kalau temen-temen suka sama dunia tulis-menulis - baik itu puisi, cerpen, cerbung, novel dll - cocok banget kalo baca buku satu ini.
Menurut pengalaman pribada saya [hhoho], setelah baca buku ini, semangat menulis saya jadi menggebu-gebu nggak ketulungan. Beneran serius! Kita akan berpikir bahwa menulis itu ternyata mudah dan menyenangkan.
Di SD udah diajarin ngarang kan? Bikin pantun, puisi, masak belum? Pastinya udah doong. Di SMP, SMA juga pasti ada pelajaran ngarang [Bahasa Indonesia] kan? Dari situ kita bisa mengasah dan mengembangkan keahlian [dih bahasanya] tulis-menulis kita. Nggak peduli bakat, kalo udah niat pasti bisa kok.

Caranya? Pertama, harus membiasakan membaca. Why? Selain menambah semangat kita [seperti saya setelah membaca buku ini hhehe] bisa juga menambah ide kita. Kedua, biasakan diri mencatat hal-hal kecil yang pernah dialami [via diary lah paling enggak]. Dan yang ketiga, bergaul dengan pengarang. Gimana bisa, kenal aja enggak? Ikut acara bedah buku atau peluncuran buku, datang ke pemeran buku, menghubungi penerbit untuk minta alamat rumah pengarang kan bisa ketemu pengarag entar? Hhoho.    
Udah tau caranya kan? Pengen tau lebih banyak? Baca aja buku ini nggak bakal nyesek, terutama bagi temen-temen yang tertarik dengan dunia tulis-menulis. Bukunya enak dibaca, menggunakan bahasa yang biasa dipakai anak-anak muda [bahasa gaul gitu loh], dilengkapi dengan kunci sukses [key of success] disetiap akhir bahasan, dan pada bagian terakhir [bagian 2] dibahas tentang 6 jurus meraih impian.
Yah walaupun saya sendiri belum pernah menerbitkan sebuah buku, tapi dari buku ini saya bisa banyak belajar dan mendapatkan hal baru tentang dunia tulis-menulis [yang dibahas secara gamblang]. Beneran deh.
Kesimpulannya? Good book :)

Read more

Minggu, 19 Juni 2011

Tips Sukses Kuliah

4


Sukses kuliah, harus tahu tipsnya. Berikut ini diantaranya :
  • Cintai dan Sayangi Dosen
Ini adalah langkah krusial dan teramat penting agar suskes kuliah. Kenapa? Sebenci apapun kita dengan materi yang akan dipelajari, jika kita senang atau segan dengan dosennya Insya Allah materinya pun akan senang kita pelajari. Coba bayangkan jika sebaliknya. Pasti lebih sulit bukan? Bayangkan saja caranya menjelaskan yang menyenangkan, komunikatif dan lain-lain. Jangan takut duluan sama mata kuliahnya hhe.

  • Ketahui Total SKS yang Harus Ditempuh
Sistem pendidikan di perguruan tinggi umumnya diselenggarakan dengan Sistem Kredit Semester atau SKS, dan dilaksanakan berdasarkan kurikulum masing-masing program studi yang telah disetujui dan ditetapkan dengan keputusan Rektor. Umumnya untuk pendidikan S1 total SKS yang harus ditempuh berkisar antara 150 sampai 160 SKS, dan untuk D3 antara 110 sampai 120 SKS. (Totalkan jumlah SKS dari semester satu sampai semester delapan, lihat di buku pedoman).
Dari total SKS di atas, sekarang misalnya teman-teman menempuh pendidikan S1 dan bercita-cita menempuh pendidikan selama maksimal 4 (empat) tahun, maka jika total SKS sebanyak 160 kita bagi menjadi empat, berarti pertahunnya sebanyak 40 SKS atau sebanyak 20 SKS per semester. (Ingat, total 160 sudah maksimal dan per semester umumnya 21). Jadi jika dihitung secara normal, maka untuk menempuh pendidikan S1 teman-teman cukup kuliah tiga setengah tahun saja. Bayangkan jika dalam setiap semester anda memperoleh 24 SKS!

  • Targetkan Indeks Prestasi (IP) yang Akan Dicapai
Dari perhitungan di atas berarti dalam setiap semester teman-teman harus mendapatkan beban SKS sebanyak 21. Lalu bagaimana caranya? Perlu kita ketahui bahwa beban SKS pada semester yang akan datang sangat dipengaruhi besarnya IP yang diterima di semester sebelumnya (untuk semester satu mahasiswa diberikan total SKS yang sama). Perhitungan besarnya beban SKS disemester yang akan datang umumnya adalah:

Jadi, jika kita mentargetkan mendapat 21 SKS, maka Indeks Prestasi yang harus dicapai berkisar antara 2.5 sampai dengan 2.99 tiap semesternya.

  • Naikkan Indeks Prestasi
Dari perhitungan di atas, maka dalam setiap semester Indeks Prestasi yang harus dicapai berkisar antara 2.5 sampai dengan 2.99. Sekarang bagaimana strategi kita untuk mencapai Indeks Prestasi sebesar itu atau malah mungkin lebih besar dari itu? Untuk meningkatkan Indeks Prestasi caranya adalah dengan memperhatikan beban SKS untuk setiap mata kuliah yang sedang ditempuh. Untuk mata kuliah yang memiliki beban SKS yang besar haruslah diprioritaskan karena ketika menghitung indeks prestasi, angka pengalinya haruslah besar. Mengapa? Karena untuk menghitung indeks prestasi digunakan rumus:
dimana,
K = Beban Studi (SKS) mata kuliah yang diambil
N = Bobot prestasi masing-masing mata kuliah

Sedangkan Bobot prestasi mahasiswa dikelompokkan bahwa jika nilainya A bobotnya 4, jika B = 3, C =2, D = 1 dan jika E = 0
Analoginya seperti di bawah ini:
Seorang mahasiswa dalam satu semester menempuh 4 ( empat ) mata kuliah dengan bobot masing-masing sebagai berikut:

Setelah KHS dibagikan, ternyata mahasiswa tersebut mendapatkan nilai untuk mata kuliah Teknik A dan Teknik B adalah A, sedangkan untuk mata kuliah Teknik C dan Teknik D mendapatkan nilai C. Dengan demikian mahasiswa tersebut mendapatkan IP 3.23 dan berhak memperoleh 24 SKS.
Sekarang mari kita bandingkan seandainya mahasiswa tersebut ternyata untuk mata kuliah Teknik A dan Teknik B mendapatkan nilai C, sedangkan untuk mata kuliah Teknik C dan Teknik D mendapatkan nilai A. Maka IP yang diperolehnya 2.77 dengan maksimal kredit semester yang akan datang hanya 21 SKS. Teman-teman bisa berpikir sendiri, mengapa dengan komposisi nilai yang sama ternyata IP-nya berbeda. Pahamilah hal ini.

Misalkan komposisi beban SKS disetiap semester seperti ini:

Contoh untuk mahasiswa yang sukses:
Di semester satu teman-teman berhak mendapatkan 24 SKS. Setelah KHSnya dibagi ternyata di semester dua teman-teman berhak mendapatkan 24 SKS. Ini berarti di semester satu teman-teman sukses, dan karena di semester dua hanya ada 21 SKS berarti kelebihan 3 SKS dapat teman-teman ambil untuk beban studi di semester empat (ingat genap ketemu genap), jadi beban SKS di semester empat sudah berkurang 3 SKS. Sekarang misalkan setelah KHS di semester dua dibagi, teman-teman mendapatkan 21 SKS. Berarti teman-teman sudah bisa mengambil mata kuliah di semester lima sebanyak 3 SKS. Bayangkan jika di setiap semester teman-teman mendapatkan 24 SKS. Jika prestasi seperti ini tetap dipertahankan maka ketika teman-teman berada di semester tujuh, teman-teman tidak perlu repot-repot kuliah dengan beban SKS yang banyak, cukup konsentrasi menyelesaikan skripsi. Hebat bukan :D

Contoh untuk mahasiswa yang kurang sukses:
Ketika KHS semester satu dibagi ternyata teman-teman mendapatkan 15 SKS. Ini berarti beban ganda harus pikul. Mengapa? Karena kalau teman-teman hanya dapat 15 SKS ini berarti ada mata kuliah di semester satu yang wajib diulang dan di semester dua ada sebanyak enam SKS yang tidak boleh diambil. Hal seperti ini sangat menyiksa batin dan teman-teman mulai bermain-main dalam lingkaran setan. Oke, sekarang kita anggap teman-teman mulai menyadari kekeliruan di semester satu dan setelah KHS disemester dua dibagi mendapatkan 18 SKS (peningkatan). Walaupun teman-teman berhak mendapatkan 18 SKS, ini pun sangat membinggungkan. Kenapa? Karena disatu sisi harus mengambil beban SKS disemester tiga, di sisi lain juga harus mengulang mata kuliah yang gagal di semester satu. Hal seperti inilah yang banyak membuat mahasiswa kalang kabut, dan anehnya banyak mahasiswa baru menyadari berada di lingkaran setan ketika sudah menginjak disemester lima. Jika ini tidak disadari, maka ketika teman-teman yang lain sibuk mengurusi persiapan wisuda, teman-teman sibuk berjibaku mengulangi mata kuliah di semester bawah. Tolong sadari bahwa jika sudah semester tujuh lantas ikut kuliah dengan anak semester satu atau tiga maka beban psikologi anda sangat terasa. Jika ini terjadi, pukulan berat lah yang akan dirasakan. Oke-lah sekarang ada Semester Pendek ( SP ). Ikut SP? Wah, rugi dong! Sudah rugi uang, rugi waktu dan bukan jaminan anda ikut SP nilainya bisa jadi lebih baik!

  • Jangan Lupakan Mata Kuliah Prasyarat
Belajar di Perguruan Tinggi ada istilah Mata Kuliah Prasyarat. Maksudnya, jika kita ingin mengambil mata kuliah tertentu maka prasyaratnya harus dipenuhi dulu. Misal di semester dua ada mata kuliah B. Nah untuk mengambil mata kuliah B tersebut syaratnya mata kuliah A disemester satu harus lulus. Jadi kalau tidak lulus ya berarti tidak boleh mengambil mata kuliah B disemester dua. Jadi, pahami dengan baik mata kuliah yang memiliki syarat.

  • Berdoa dan Jangan Lupa pada Tuhan
Langkah yang tidak boleh kita tinggalkan adalah mendekatkan diri pada Yang Maha Esa, berdoa dan memohon kepada-Nya agar selama menimbah ilmu diberikan kemudahan dan kelancaran. seperti kata pepatah, usaha tanpa doa itu sombong, tapi doa tanpa usaha itu bohong.

Dengan langkah-langkah di atas, Insya Allah kuliah kita sukses. Amiin.

Read more

Jumat, 17 Juni 2011

Membaca Satu Buku Sehatkan Tubuh

0


Siapa yang suka baca buku? Pasti banyak. Siapa yang nggak suka baca buku?? Pasti lebih banyak, hhoho. Tapi tapii tau nggak sih kalo sebenernya membaca buku itu bisa menyehatkan? (Yang benar? Yang ada juga bikin sakit mata.) Wahaduh jangan underestimate dulu dong.
Faktanya nih, hanya dengan membaca satu buku atau sebuah koran per hari bisa bikin tubuh sehat sampai tua. Bagaimana bisa?? Sebab membaca bisa menjaga kemampuan kognitif dan saraf agar tak menurun.
Seorang fisioterapi dari Germany's Society for Gerontology and Geriatrics, Manfred Gogol mengatakan bahwa membaca merangsang pertumbuhan sinaps, yaitu penghubung antar saraf. Membaca juga membuat daya imajinasi dan kreativitas seseorang tetap terjaga.
"Hal ini jelas merupakan aset yang sangat berharga di saat tua. Apalagi kaum lanjut usia memiliki berbagai masalah yang menyebabkan diri mereka sangat tergantung pada orang lain," ucap Gogol seperti dikutip dari situs indiavision.

Membaca juga bisa meningkatkan konsentrasi lho. Konsentrasi bisa mencegah kaum lanjut usia dari kepikunan. Hal tersebut penting mengingat kaum lanjut usia identik dengan kepikunan.
Gogol menyarankan agar seseorang mulai membaca tiap hari. Jika sebuah novel dirasa terlalu berat, pilih saja bacaan ringan seperti kumpulan cerpen atau bahkan sebuah koran. 
Tuh kaan. Jadi, selain sebuah hobi yang mengasyikkan, ternyata membaca juga menyehatkan. Ayo ayoo bagi yang suka membaca atau nggak suka, bagi yang masih muda maupun sudah lanjut usia, mari budayakan membacaa, hhehe :D

Resensi : Tribunnews.com

nomoresorrow

Read more

Kamis, 09 Juni 2011

Saya Berjanji Tidak Akan Beli Buku Lagi!

0

Saya berjanji tidak akan beli buku lagi!
Huft akhirnya keluar juga kata-kata itu. Loh loh looohhh, katanya suka buku, kok nggak mau lagi beli buku sih??? Kalimat ini Happy susun sedemikan rupa sedemikian lama [halah] dan akhirnya Happy berani mengucapkannya.
Bukan karena Happy nggak mau berurusan lagi sama buku, bukan karena Happy nggak punya uang buat beli buku [nahloh]. Namun kalimat ini tercipta semata-mata karena Happy si penggemar buku ini tiap lihat buku yang menarik sedikit saja langsung dibeli. Dan alhasil rak buku Happy semakin hari semakin penuh sesak [kan malah bagus itu?]. Iya sih, tapi karena hobi Happy beli buku ini terlalu menggebu-gebu alhasil Happy sering sekali membeli buku dan tidak sedikit yang belum terbaca [dan koleksi selalu bertambah].
Karena kasus ini, Happy akhirnya berpikir. Selalu menyempatkan beli buku tapi tak pernah sempat membacanya? Maka sejak detik ini Happy putuskan : Happy tidak akan lagi membeli buku, selama koleksi saya masih ada yang belum terbaca - bahkan masih tersegel rapi!
Hhadu repoot.

Terus gimana dooongg??

Kegemaran membeli buku harus diimbangi dengan membacanya. Percuma rak buku penuh sesak - dan terus bertambah sesak, namun belum tersentuh sedikit pun. Santap dulu semua yang ada, kalau kurang baru nambah. Jangan belum dinikmati sedikit pun sudah mengambil porsi yang banyak. Kan mubadzir tuh, hhehe.
Jadi??
Saya berjanji tidak akan beli buku lagiii!!!
Saya janjiiii saya jaanjjiiiiiiiiiiiii

;D

nomoresorrow

Read more

Selasa, 07 Juni 2011

Cara Merawat Buku

1

Jika kita suka sama buku, suka baca buku dan suka mengkoleksi buku, kita juga harus suka merawat buku-buku kita. Iya doong, biar awet gitu loh hhe. Bagi yang ingin tahu cara merawat buku, ini dia cara versi Happy.


  • Habis beli buku? Segera bin wajib langsung memberi sampul plastik pada buku! Biar awet, nggak kotor dan lain-lain.
  • Mau nandai batasan buku yang sedang dibaca? Say no to melipat halaman! Entar buku cepet kucel. Pakailah pembatas buku :)
  • Jaga jauh-jauh buku kita dari air, minyak, makanan, debu dan panas matahari langsung. Ngemil sambil baca buku emang asik, tapi jangan biarkan sedikitpun ituh makanan menyentuh buku kita hhoho.
  • Jangan menaruh rak di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung. Seperti yang dibilang di atas, satu buku ajah jangan sampai kena apalagi ini satu rak hhoho.
  • Jangan membiasakan menandai dengan spidol, stabillo atau tinta warna-warni pada bagian penting buku yang sedang dibaca. Lebih baik kalo kita catet di kertas kecil ajah.
  • Pas mau ngambil atau membaca buku, sebaiknya kondisi tangan benar-benar kering dan bersih. Ingat poin ke tiga yah hhehe.
  • Jangan sekali-kali menggunakan buku sebagai alas tidur, tempat duduk, pengganjal barang dan lainnya. Masa buku koleksi kesayangan mau dipake buat begituan? Masih banyk kok alas, tempat duduk atau ganjal selain buku. Lagian apa enaknya sih naruh kepala atau pantat di atas buku? Hhihi :D
  • Tata buku berdasarkan kategori/katalogisasi tertentu untuk memudahkan pencarian. Kalo pengen enak di lihat, tata buku berdasarkan warna cover :)
  • Kalau perlu buat inventarisasi koleksi buku Anda di komputer.

Nah itu tadi sedikit tips tentang cara merawat buku. Ada yang mau nambahin? Hhehe

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates | Best Web Hosting