Berikut ini adalah status Mario Teguh tanggal 11 September 2011
Hmm … Minggu pagi …
Terima kasih Tuhan,
atas kesegaran pagi
dari hari yang melegakan hati
dan yang menyiapkan kami
bagi hari-hari kerja berikutnya.
Tapi lucu juga ya?, karena ada orang
yang selama hari Senin sampai Jumat,
pikirannya ada di hari Sabtu dan Minggu.
Dan selama Sabtu dan Minggu,
dia menakuti hari Senin.
Di hari kerja, dia melamunkan hari libur.
Selama hari libur, dia membenci bayangan
datangnya hari kerja.
Orang seperti itu, hidup di hari apa ya?
Stay super!
Mario Teguh
---
Pak Mario, ayah meramal
saya akan jadi orang besar. Terus gimana?
Hmm … saat saya masih berusia 6 tahun,
mendiang Pak Gozali Teguh menuliskan,
saya akan menjadi satu dari tiga hal,
atau ketiga-tiganya,
yaitu akan menjadi insinyur, guru, atau pujangga.
Sejak anak-anak, Bapak selalu mengingatkan saya
mengenai ‘ramalan’nya itu, yang saya dengar hanya sepintas lalu.
Ternyata, beliau benar.
Pikiran saya sangat teknis,
saya seorang guru,
dan hari ini
I am a lover, not a fighter.
Cintailah ayahmu.
---
Pak Mario itu dari kasta apa? Brahma, Ksatria, atau Sudra?
Sejak kecil saya melihat diri saya sendiri sebagai anak dari keluarga kebanyakan yang bersahaja, sehingga kasta kekanak-kanakan saya adalah Sudra.
Tapi, ayah saya seorang tentara, dia Ksatria yang jujur dan tegas.
Dan saya menumbuhkan diri saya dalam sikap Ksatria yang tegas dan setia kepada kebenaran.
Dan sekarang,
Sebagai pendamping bagi kedamaian dan kebahagiaan sesama, saya diharuskan berlaku seperti seorang Brahma.
Mario Teguh
---
Apa yang Om Mario pikirkan waktu umur 17?
Saat itu saya sadar sekali mengenai kekurangan hidup keluarga kami, yang berbenturan dengan kontras yang kuat, dengan besarnya khayalan tentang kecemerlangan masa depan.
Semakin saya sadar bahwa saya miskin, semakin saya minder.
Semakin saya ingat cita-cita saya, semakin saya marah.
Tapi, seperti saya dulu, saya anjurkan Anda untuk bertahan dalam kontradiksi yang paling mendewasakan itu.
Kesabaran adalah jalan pendewasaan yang terbaik.
Mario Teguh
---
Saat baru menikah
Pak Mario pernah bertengkar
dengan Ibu Linna?
Ooh ... aku tak kuasa mengingat
masa penuh derita itu.
Begini,
Di masa-masa awal pernikahan,
saya yang beberapa tahun
lebih tua daripada Ibu Linna
harus berlaku lebih dewasa,
lebih banyak mengalah
(meskipun sebetulnya ya muarah banget),
tapi saya terlalu mencintainya
untuk kehilangan wanita
yang saya tahu juga mencintai saya.
Hadiahnya adalah kehidupan yang damai,
indah, dan sejahtera.
Biayanya, rambut saya habis.
Peace ach!
---
Sahabat saya yang baik hatinya,
Jangan lupa ya? Nanti malam kita nonton bareng
MTGW – Loe … Gue … End!
Metro TV, Minggu 11 September 2011
19:05 – 20:00 WIB
Saat melaksanakan taping dari program ini, saya dan rekan-rekan Super Audience di Grand Studio Metro TV banyak tertawa, karena bahasannya lucu dan mencerahkan.
Temukanlah sikap dan cara untuk menjadi pribadi yang tegas membaikkan hubungan Anda dengan orang yang penting bagi Anda.
Sampai nanti ya?
Mario Teguh – Loving you all as always
---
Hati saya meleleh haru,
senyum saya mekar dengan kebanggaan,
dada saya bergetar dengan doa
untuk kemuliaan jiwa muda
yang tahu dirinya benar,
yang yakin bahwa impian besarnya itu
bernilai bagi sesamanya,
yang bulat tekadnya untuk belajar
dan bekerja keras membuktikan
keindahan dari visinya,
tapi
memilih berlaku lembut dan penuh kasih
kepada orang tua dan gurunya
yang suka mengomel,
dan yang terkadang meragukan impiannya.
I love you guys!
Mario Teguh – Proud of you, as always
---
Sahabat-sahabat saya di Ambon yang baik hatinya,
Apakah ada di antara Anda yang bersedia duduk tenang dan mendengarkan penjelasan dari pihak yang lain, sebelum memilih untuk mengeraskan hati dan bertikai?
Ini adalah pertikaian antara dua pihak yang benar, yang kesalahannya adalah tidak mau duduk dan berbicara dari hati yang lebih ramah.
Apakah masih kurang kesulitan hidup kita saat ini?
Marilah kita memilih yang lebih baik.
Ambon, damailah.
Atas nama keluarga besar Indonesia,
Mario Teguh
---
Om Mario, saya perhatikan kita paling banyak bilang ‘I love you’ di MTFB.
Terima kasih adikku yang baik hatinya.
Sejak muda, saya perhatikan orang Indonesia sangat tidak terbuka mengenai perasaan cinta dan sayangnya kepada orang lain, dan hanya mengatakan cinta kepada orang yang akan dinikahinya.
Bahaya dong? Setiap bilang cinta, langsung menikah.
Saya bertekad, untuk hidup mengajak Indonesia lebih terbuka mengenai cinta dan rasa sayang kepada sesama.
Mario Teguh – Loving you all as always.
---
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan komentarnya ^_^