Thanks kamu yang ke

Minggu, 13 November 2011

Semua Tentang Kanker Serviks

0

Mungkin banyak di antara kita, teman-teman wanita yang masih belum  paham betul apa itu kanker serviks. Karena itu saya mencoba mencari-cari tahu dari berbagai sumber dan saya rangkum di sini.

Apa Itu Kanker Serviks?
Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker.
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak, nomor tiga di dunia. Bahkan di Indonesia saja, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker ini.

Kanker servik disebut juga "silent killer" karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks. Oleh karena itu pengertian kanker serviks mutlak dipahami oleh kaum wanita di Indonesia.

Apa Penyebab Kanker Serviks?
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV atau virus papiloma manusia). Sekitar 70% kejadian kanker serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker berkembang dari serviks / mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim dan di atas vagina. Oleh sebab itu kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker serviks.

stadium kanker servisk [klik gambar untuk perbesar]

Kanker serviks dapat terjadi jika infeksi HPV tidak sembuh dalam waktu yang lama. Apalagi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang rendah, infeksi akan mengganas dan menyebabkan sel kanker. Virus ini dapat menyebar melalui sentuhan: misalnya, ada virus HPV di tangan kita, lalu kita menyentuh daerah genital, maka daerah serviks dapat terinfeksi. Atau bisa juga dari kloset di WC umum yang sudah terkontaminasi virus (jadi sebelum duduk, kita harus selalu membersihkan dengan alkohol). Selain itu, ada sejumlah faktor risiko atau penyebab kanker serviks:
  • Wanita berusia di atas 40 tahun lebih rentan terkena kanker serviks. Semakin tua maka semakin tinggi risiko.
  • Faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Namun hal ini bukan berarti jika keluarga kita bebas kanker serviks maka kita tidak akan terkena! Kita harus tetap berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan.
  • Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual. Seandainya seorang pria berhubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker servik, kemudian pria tersebut berhubungan sex dengan kita, maka virus HPV dapat menular dan menginfeksi kita.
  • Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat kita melahirkan secara alami, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks, yang dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin sering janin melewati serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko kanker serviks.
  • Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan kita tidak normal. Segera konsultasi dengan dokter!
  • Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri.
  • Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas).
  • Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker serviks.

Apa Ciri, Gejala dan Tanda Kanker Serviks?
Pada stadium dini, gejala kanker serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker. Walau demikian, ciri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker serviks:
  • Terasa sakit saat berhubungan seksual,
  • Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,
  • Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
  • Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi,
  • Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),
  • Pada stadium lanjut: kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.

Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Serviks?
Infeksi HPV memang tidak mengakibatkan gejala yang kentara. Selain memperhatikan tanda-tanda kanker serviks di atas, ada baiknya kita melakukan deteksi kanker serviks sejak dini. Ada sejumlah metode untuk mendeteksi atau mengetahui apakah kita terkena kanker servik, antara lain:
  • IVA - Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang dapat dilakukan di klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.
  • Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test, cervical smear, smear test. Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan: biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat. Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas meja periksa kandungan oleh dokter/bidan yang sudah terlatih dengan menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang. Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
  • Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian serviks. Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial / botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih jelas. Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis, yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode ini hampir mencapai 100%.

Bagaimana Mencegah Kanker Serviks?
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, sebelum terkena kanker serviks, ikuti saran berikut untuk mencegah infeksi virus HPV:
  • Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi. Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
  • Sebelum menggunakan toilet di tempat umum, selalu bersihkan bibir kloset dengan alkohol. Jangan membersihkan genital dengan air kotor.
  • Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
  • Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
  • Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
  • Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.

Bagaimana Menangani Kanker Serviks?
Jika sudah dideteksi menderita kanker serviks, jangan khawatir. Sekarang ini sudah ada sejumlah metode untuk mengobati kanker serviks. Penanganan dan pengobatan kanker serviks tergantung pada pemeriksaan klinis oleh dokter. Penentuan stadium dan besarnya kanker, juga gejala-gejala yang menyertai akan menentukan jenis penanganan terbaik terhadap kasus tersebut.

Pada stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan listrik, laser atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan abnormal).

Untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut, dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Ada juga terapi paliatif (supportive care), yaitu terapi yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).


Semoga sedikit yang di atas bisa bermanfaat yaa. Kalau ada yang ingin tahu lebih jauh, teman-teman bisa menjelajahi forum kanker serviksnya.

Sumber: http://www.kankerserviks.com/http://kankerserviks.org/

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan komentarnya ^_^

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates | Best Web Hosting
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...