Penelitian membuktikan, daya ingat mengalami penurunan saat seseorang terlalu banyak tertawa atau berada dalam suasana hati yang gembira.
Fenomena ini dapat menjelaskan mengapa orang menjadi agak pelupa saat berada dalam sebuah pesta. Misalnya ketika bertukar nomor telepon dengan rekan lama dalam sebuah acara yang penuh canda tawa, jika tidak dicatat sering kali akan langsung lupa begitu sampai rumah.
Lain halnya saat seorang guru matematika yang galak menyuruh siswanya menghafal hitung-hitungan perkalian. Suasana hening yang menegangkan kadang-kadang justru membuat ingatan lebih tajam sehingga lebih mudah menghafal perkalian satu sampai seratus.
Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Martin dari University of Missouri menunjukkan, emosi positif misalnya gembira dan senang justru mengurangi kemampuan mengingat untuk sesaat. Meski begitu, emosi negatif juga tidak serta merta meningkatkan daya ingat.
Dalam eksperimen yang dilakukannya, Martin melibatkan sejumlah relawan yang dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok dipertontonkan beberapa video lucu, sedangkan kelompok yang lain dipertontonkan video tutorial pemasangan ubin yang pastinya membosankan.
Seusai menonton video, seluruh partisipan menjalanii serangkaian tes untuk mengukur daya ingat. Tes itu berupa sederet angka yang diberikan secara lisan melalui earphone, lalu partisipan diminta menyebutkan beberapa angka dalam deret tersebut.
Dibandingkan partisipan yang menonton video tutorial pemasangan ubin, partisipan yang menonton video lucu lebih banyak melakukan kesalahan. Perbedaannya cukup signifikan sehingga Martin menyimpulkan bahwa emosi positif bisa mengurangi daya ingat.
"Namun emosi positif juga tidak selamanya buruk. Meski daya ingat menurun, seseorang yang memiliki emosi positif biasanya justru memiliki problem solving atau kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih kreatif," kata Martin dalam laporan di Jurnal Cognition and Emotion, seperti dikutip dari Medicalnewstoday.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan komentarnya ^_^